Brokohan Sebagai Salah Satu Budaya Adat Jawa

Brokohan Sebagai Salah Satu Budaya Adat Jawa- Di Jawa, orang jawa saat ada kelahiran dari pihak keluarganya biasanya akan mengadakan acara adat yang biasa disebut brokohan semisal bancaan atu riungan guna sebagai wujud syukur atas limpahan anugerah yang diberikan oleh Allah swt. Dengan kata lain, brokohan ini merupakan kegiatan syukuran atas lahirnya bayi.

Untuk itu lebih jelasnya, mari langsung saja kita simak uraian materinya dibawah berikut ini!
Brokohan Sebagai Salah Satu Budaya Adat Jawa

Pengertian Brokohan

Brokohan mempunyai makna atau arti mengharap berkah kepada sang pencipta, dalam hal ini Tuhan yang Maha Esa.

Menurut istilah, brokohan ialah sebuah upacara adat jawa yang diselenggarakan atas lahirnya bayi dengan selamat guna sebagai bentuk rasa syukur kepada sang pencipta atas rezeki yang di limpahkan. 

Biasanya brokohan ini seseorang akan menyiapkan dengan lauk pauknya untuk disedekahkan layaknya sedang kenduri sebagai bentuk pengharapan keberkahan dari Allah swt.

Perlengkapan Brokohan

Ada dua macam perlengkapan yang di pakai untuk brokohan tergantung pada tingkata sosialnya dimasyarakat, yakni :

1. Tingkat Bangsawan

Golongan ini terdiri golongan orang darah biru dalam istilah jawa atau golongan yang berada. Maka perlengkapan brokohan yang di siapkan biasanya seperti : dawet, telur mentah, jangan menir, sekul ambeng, nasi dengan lauk, jeroan kerbau, pecel dengan lauk ayam, kembang setaman, kelapa dan beras.

2. Golongan Rakyat Biasa

Golongan rakyat biasa ini ialah rakyat atau masyarakat awam yang kehidupannya biasa-biasa saja buka termasuk golongan keluarga biru. Maka perlengkapan brokohan yang disiapkan biasanya seperti : nasi ambengan yang terdiri dari nasi jangan, lauk pauknya peyek, sambel goreng, tempe, mihun,  jangan menir, dan pecel ayam.

Rangkaian Upacara Brokohan 

Rangkaian pada upacara brokohan ini biasanya seperti memendam ari-ari atau plasenta si bayi. Sesudah itu dilanjutkan dengan membagikan makanan yang diajikan seperti ; tumpeng brokohan kepada sanak saudara dan para tetangga.

Ari-Ari atau Plasenta Dalam Adat Jawa

Didalam istilah jawa, plasenta atau ari-ari biasa disebut dengan nama batur bayi atau teman bayi. Oleh karena teman bayi maka juga harus dirawat dan dijaga secara baik pula yakni dengan memendam atau menguburnya didalam atau diluar rumah dengan diberikan pagar atau kurungan serta diberikan lampu agar tidak di bongkar dan dimakan oleh binatang buas.

Kenapa tidak dibuang saja, sebab ini sebagai bentuk perlakuan yang baik terhadap batur atau teman bayi, karena sewaktu dalam kandungan, ari-ari inilah yang menemani bayi tersebut.

Plasenta atau Ari-Ari (Batur Bayi) dalam Segi Medis

Plasenta didalam pandangan ilmu medis memiliki fungsi yang sangat penting terhadap bayi. Dia sebagai alat untuk mengirim dan memberikan oksigen dan gizi dari dara ibu, ia juga yang bertugas membawa kembali karbondioksida dan beberapa sisa-sisa pembuangan janin kedarah ibu, serta memberikan pertahanan terhadap penyakit.

Suri Tauladan Tentang Tradisi Brokohan

Orang jawa biasanya saat memendam ari-ari kemudian memberikan lampu dan pagar agar terindar dan tidak dimakan oleh binatang ternyata merupakan salah bentuk tauladan bagi kita agar tidak melupakan kebaikan atau jasa yang pernah diberikannya kepada bayi, yakni berfungsi yang sangat penting terhadap bayi. Dia sebagai alat untuk mengirim dan memberikan oksigen dan gizi dari dara ibu, ia juga yang bertugas membawa kembali karbondioksida dan beberapa sisa-sisa pembuangan janin kedarah ibu, serta memberikan pertahanan terhadap penyakit.

Selain itu, tradisi brokohan ini juga bisa dijadikan sebagai salah satu bentuk sarana sedekah dan bersyukur kepada Allah serta meminta doa agar bayi tersebut nantinya bisa menjadi anak yang baik dan sholeh atau sholehah.

Demikianlah pembahasan materi tentang Brokohan Sebagai Salah Satu Budaya Adat Jawa . Semoga bermanfaat ....

Baca juga :

Comments