Menghadapi Cobaan Dengan Senyuman #2- Qs. Ali Imran (3): 186, Arti Kosakata, Penjelasan Dan Soalnya Lengkap Kelas 12 MA- Assalamualaikum wr wb... Hallo semua, pada kesempatan kali ini kita akan melanjutkan kembali pembahasan materi kita yaitu tentang Menghadapi Cobaan Dengan Senyuman #2 Berkaitan dengan Qs. Ali Imran (3): 186, Arti Kosakata, Penjelasan Dan Soalnya Lengkap.
Pada pembahasan kali ini, kompetensi yang harus kalian capai adalah :
- Mampu membaca, menghafal dan menerjemahkan Qs. Ali Imran (3): 186 tentang ujian dan cobaan
- Mampu menjelaskan kembali Qs. Ali Imran (3): 186 tentang ujian dan cobaan
- Mampu mengamalkan Qs. Ali Imran (3): 186 tentang ujian dan cobaan dalam kehidupan sehari-hari
- Mampu meyakini diri sendiri dan orang lain hikmah dari ujian dan cobaan berdasarkan Qs. Ali Imran (3): 186
Baiklah, mari langsung saja kita simak uraian materinya dibawah berikut ini!
Qs. Ali Imran (3) : 186
Arti Per-Kosakata
Terjemahan Ayat
“
Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga)
kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum
kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak
yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang
demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan”. (Qs. Ali Imran (3): 186).
Penjelasan Qs. Ali Imran (3): 186
Segala bentuk cobaan yang terjadi harus disikapi sebagai proses hidup dalam rangka
membentuk karakter dan meningkatkan kualitas keimanan kita. Setelah terjadinya
perang Uhud, Allah ingin membangun kembali karakter para sahabat yang sedikit
banyak terpengaruh dengan apa yang mereka alami di perang Uhud.
Maka di dalam ayat
ini Allah memberitahukan bahwa dunia memang tempat ujian dan cobaan yang akan
menimpa diri kita sendiri dan menimpa harta kekayaan yang kita miliki. Ujian yang akan
menimpa diri (nyawa) bisa datang dalam bentuk perang, pembunuhan, penyakit dan
segala macam bentuk ancaman fisik yang lain.
Dan ujian yang akan menimpa harta kita bisa dalam bentuk kejahatan yang tidak kita harapkan seperti pencurian, perampokan.
Bahkan kewajiban membayar zakat dan shadaqah juga sebagai ujian. Sebagaimana yang
telah kita kaji di Q.S. al-Baqarah [2]: 155-158.
Selain itu, Allah juga akan menguji keimanan umat Islam dengan perantaraan orang
lain dari golongan Yahudi, Nasrani dan orang-orang musyrik yang melakukan pelecehan
dan penghinaan terhadap al-Quran, kepribadian nabi, dan nilai-nilai ajaran Islam secara
umum, yang sampai saat ini kita merasakannya.
Menghadapi itu semua kita harus senantiasa memelihara kesabaran, tidak
memendam kebencian, bersyukur dan terus meningkatkan ketakwaan kepada Allah
dengan menjalankan perintah dan menjauhi segala laranganNya. Tetapi sikap sabar
dalam pengertian yang luas bukan perkara yang mudah, karena membutuhkan kesiapan
mental dan kepribadian yang kuat, maka al-Qur`an menyebutnya min `azmil umûr;
perkara-perkara yang membutuhkan kekuatan dan persiapan untuk menghadapinya.
Meskipun demikian, Allah SWT tidak akan memberikan cobaan melebihi batas
kemampuan hambaNya. Seperti yang disabdakan rasulullah saw di bawah ini bahwa
berat dan ringannya ujian disesuaikan dengan kualitas pemahaman dan pengamalan
agama. Yang kualitas agamanya baik seperti para nabi dan orang-orang shaleh akan
mendapatkan ujian yang lebih berat dibandingkan orang-orang biasa lainnya
Hadits yang disebutkan imam Tirmidzi di bab “bersabar di atas cobaan” ini
menegaskan kembali firman Allah SWT di atas, bahwa tidak ada satu manusia pun yang
luput dari cobaan dan ujian, termasuk para nabi dan rasul. Semakin tinggi derajatnya
semakin berat ujiannya, dan sebagaimana kesimpulan dari ayat-ayat diatas bahwa Allah
tidak akan memberikan ujian kepada siapapun di luar batas kemampuannya.
Di samping
itu hadits ini juga menekankan kepada sikap husnudz dzann; yakin bahwa banyak hikmah yang ada di balik musibah dan cobaan itu. Salah satunya yang disebutkan di akhir hadits
ini adalah bahwa ujian Allah berfungsi menghapus dosa-dosa yang telah kita lakukan.
Ayat-ayat al-Quran dan hadits rasulullah saw, ketika berbicara tentang musibah atau
cobaan, pada akhirnya memerintahkan manusia yang sedang ditimpa musibah untuk
bersabar, untuk bersabar memang tidak semudah yang digambarkan, tetapi manusia
diberi kemampuan bersabar dan mengendalikan diri, berbeda dengan malaikat yang
tidak dibebani untuk bersabar karena memang tidak dibekali dengan hawa nafsu,
berbeda pula dengan binatang yang juga tidak mendapat beban untuk bersabar karena
segala aktifitas binatang hanya dikendalikan oleh hawa nafsu.
Oleh karena itu orang-orang yang bersabar di dalam menghadapi cobaan yang
diturunkan Allah kepadanya mempunyai kedudukan yang istimewa di sisi Allah, dan
mendapat imbalan yang sangat istimewa. Hal ini dinyatakan oleh Allah di Q.S. al-Furqân
[25]: 75 - 76, bahwa manusia yang memiliki karakter dan sifat yang disebutkan sebelum
ayat ini, akan mendapatkan balasan surga karena buah dari kesabaran mereka.
Secara garis besar sebagian ulama mengklasifikasi sabar menjadi tiga macam:
Pertama, sabar untuk selalu taat kepada Allah (al-shabru fi al-thâ`ah). Kedua, sabar dan
menahan diri untuk tidak berbuat maksiat (al-shabru `an al-ma`shiyah), dan ketiga,
sabar dan tawakal di dalam menerima cobaan dari Allah (al-shabru `inda al-mushîbah).
Apapun bentuk dan macamnya, Allah senantiasa mengingatkan hambaNya untuk
menjaga dan merawat kesabaran dan ketakwaannya:
Demikianlah pembahasan materi kita tentang
Menghadapi Cobaan Dengan Senyuman #2. Semoga bermanfaat ya ....
Soal!
Lengkapilah hadits dibawah berikut ini yang kosong (titik-titik) dan berikan arti kosakata dari jawabanmu tersebut!
Contoh lembar jawabannya :
- artinya
- artinya
- artinya
- artinya
- Dan seterusnya .....
Selamat mengerjakan, Semoga sukses!
Baca juga :
Referensi :
👉 Buku Siswa Al Qur'an Hadits Kelas 12 MA, Kurikulum 2013.
Comments
Post a Comment
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Anda