Menjaga Kelestarian Alam Bab 3 Part 2- Qs. Al Rum : 56-58, Qs. Shad : 27 Dan Qs. Al Furqan : 45-50 Kelas 12 MA- Assalamualaikum wr wb,,, Hallo semua, pada kesempatan kali ini kita akan melanjutkan materi kita yang kemarin bab 3 yaitu tentang Menjaga Kelestarian Alam tentang Qs. Rum : 41-42.
Pada hari ini, materi selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang Qs. Al Rum : 56-58, Qs. Shad : 27 Dan Qs. Al Furqan : 45-50 dan beberapa penjelasannya.
Untuk itu, mari langsung saja kita siak uraian materinya dibawah berikut ini!
Menjaga Kelestarian Alam
Sebagai umat muslim kita harus siap bertaqwa kepada Allah swt dengan cara mentaati segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Salah satunya dengan siap menjaga kelestarian alam sebagaimana yang termaktub didalam al Qur'an dibawah berikut ini:
Qs. Al Rum : 56-58
Bunyi Ayat:
Artinya :“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima)
dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada
orang-orang yang berbuat baik (56), Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai
pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila
angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus,
lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan
itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang
yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran (57), Dan tanah yang
baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak
subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi
tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.(58)”
Penjelasan Ayat
Allah melarang hambaNya membuat sedikit pun kerusakan di muka bumi ini. Sebagian
ulama tafsir menjelaskan bahwa al-fasâd yang dimaksud di dalam ayat ini mencakup
semua jenis kerusakan, baik yang bersifat maknawi maupun yang bersifat materi, seperti
merusak tuntunan agama dengan kesyirikan dan perbuatan bid`ah, pembunuhan,
perampasan hak milik dengan pencurian atau korupsi, merusak akal dengan minuman
beralkohol dan narkoba, merusak keturunan dengan zina, perilaku homoseksual dan
lesbian, termasuk merusak sumber penghidupan (pertanian, peternakan, perkebunan),
mengeksploitasi tambang dan sumber daya alam secara berlebihan dan lain sebagainya.
Al-ishlâh (perbaikan) yang dimaksud di dalam ayat tersebut juga mencakup
pengertian maknawi dan materi. Seperti diutusnya para nabi dan rasul dan munculnya
golongan orang-orang shaleh yang konsisten di bidang dakwah merupakan salah satu
cara Allah dalam memperbaiki dunia dan tatanannya. Dan salah satu bentuk perbaikan secara materi yang dilakukan Allah adalah dengan menjadikan bumi yang gersang
menjadi subur melalui jaringan sistem alam yang konstan; Allah SWT memerintahkan
angin menggiring awan untuk menyirami tanah-tanah yang dikehendaki-Nya.
Mari kita rawat kelestarian alam, kita pelihara kesuburan tanah karena pesan yang
bisa ditangkap dari ayat tersebut adalah bahwa tanah yang subur dijadikan Allah sebagai
sumber penghidupan manusia yang menyediakan segala bentuk kebutuhan pokok,
jangan merusak keharmonisan alam yang dapat merubah yang subur menjadi gersang
yang tidak menumbuhkan tumbuhan apapun kecuali yang tidak bermanfaat.
Tanah yang subur menumbuhkan tumbuhan yang bermanfaat dengan izin Allah,
dan tanah yang gersang tidak dapat menumbuhkan tanaman dengan baik. Sebenarnya
perumpamaan al-Quran tentang kelestarian alam ini dapat diterapkan dalam ranah
membentuk keluarga yang harmonis. Semangat yang dikandung perumpamaan tersebut
dapat disimpulkan bahwa keluarga yang baik insya Allah akan menghasilkan keturunan
yang berkepribadian baik, sementara keluarga dengan kondisi lingkungan tidak baik
akan menciptakan generasi yang merana.
Q.S. Shaad : 27
Bunyi Ayat :
Penjelasan Ayat :
Tidak ada satu perbuatan pun yang diwajibkan Allah atas hambaNya yang tidak
memiliki hikmah dan tujuan. Shalat berfungsi mengendalikan diri untuk tidak berbuat
kemunkaran dan kekejian (Q.S. al-Ankabût [29]: 45). Zakat, infaq dan shadaqah menjadi
unsur penting di dalam pemerataan distribusi kekayaan (Q.S. al-Hasyr [59]: 7). Puasa
menumbuhkan rasa mawas diri sehingga selalu berhati-hati di dalam berbuat (Q.S. alBaqarah [2]: 183). Termasuk di dalam penciptaan manusia (dan jin), tujuannya adalah
agar manusia menjadikan semua perbuatannya bernilai ibadah (Q.S. al-Dzâriât [51]: 56)
sehingga tidak ada sedikit pun tindakan yang merusak dan merugikan orang lain.
Melalui ayat ini Allah memberitahukan kesempurnaanNya dalam menciptakan langit,
bumi dan isinya. Semua diciptakan dengan tujuan dan hikmah, Allah menciptakan segala
sesuatu dengan teliti dan seksama (Q.S. al-Naml [27]: 88), tidak bermain-main (Q.S. alAnbiyâ’ [21]: 16, Q.S. al-Dukhân [44] : 38), tidak ada yang sia-sia tanpa tujuan (Q.S. Âli Imrân [3]:191, Q.S. al-Mukminûn [23]: 115).
Sebenarnya ayat-ayat semacam ini mengandung pesan bagi manusia untuk selalu
berhati-hati di dalam menentukan kebijakan dan melakukan tindakan, setiap kebijakan
dan tindakannya harus menimbulkan pengaruh positif, tidak menimbulkan kerusakan
yang mengancam keharmonisan kehidupan dan kelestarian alam.
Q.S. al-Furqon : 45 -50
Bunyi Ayat:
Penjelasan Ayat:
Di sini, Allah menunjukkan tanda-tanda kekuasaanNya berkaitan dengan kejadian
alam berjalan tertib, konstan dan stabil setiap hari. Apa yang disaksikan oleh ilmuan
sama dengan apa yang disaksikan oleh petani, semuanya berjalan sesuai dengan
sunnatullah.
Proses terjadinya bayangan dengan melibatkan matahari, proses terjadinya siang
dan malam dengan manfaat dan kegunaan masing-masing bagi manusia, bertiupnya
angin yang menggiring awan, proses terjadinya hujan yang menghidupkan tanah-tanah
gersang, juga memberikan penghidupan bagi tanaman, binatang ternak dan manusia
merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah yang harus direnungkan dan ditadabburi untuk kebaikan kehidupan manusia khususnya dan makhluk hidup pada umumnya.
Ayat-ayat kauniyyah semacam ini seperti yang sudah kita simpulkan di atas,
memberikan pesan moral kepada manusia untuk menjaga kelestarian alam dan
keharmonisan lingkungan hidup. Allah bertanggung jawab mengendalikan ciptaanNya
untuk kelangsungan hidup manusia, tetapi manusia juga bertanggung jawab atas
kehidupannya dengan menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitarnya.
Demikianlah pemaparan materi tentang Menjaga Kelestarian Alam Bab 3 Part 2. Semoga bermanfaat ....
Baca juga :
Sumber materi :
Buku Siswa Al Qur'an Hadits Kelas 12, Kurikulum 2013
Comments
Post a Comment
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Anda